Kuda
yang dipergunakan untuk menarik delman ataupun untuk olahraga pacu
kuda, oleh penariknya dikenakannya kacamata untuk kuda. Jenis kacamata
yang dikenakan untuk kuda pun lain dengan yang dikenakan manusia pada
umumnya. Seperti yang telah diketahui, kacamata kuda dikenakan di
samping kedua matanya bukan tepat dikenakan di depan matanya. Kacamata
kuda juga bukan lensa tetapi lebih seperti penutup (biasanya terbuat
dari bekas ban karet). Penarik mengenakan kacamata untuk kudanya agar
kuda tersebut mudah dikendalikan. Kuda yang mengenakan kacamata akan
fokus ke depan karena kacamata yang dipergunakan membuatnya tidak bisa
melihat ke samping
Kacamata kuda ini patut dikenakan oleh manusia tetapi bukan dikenakan
dalam arti yang sebenarnya. Dalam kehidupan, manusia pasti memiliki
banyak impian, angan-angan, keinginan, dan tak terkecuali juga
permasalahan. Hal-hal tersebut hanya bisa diraih dan diselesaikan dengan
semangat dan kerja keras. Lihatlah kuda yang dipacu ataupun ditarik,
kuda tersebut akan semangat dan kerja keras untuk mencapai tujuannya.
Akan tetapi, apakah segala sesuatunya dikerjakan secara bersamaan?
Tidak. Itulah inti dari berkacamata kuda. Kuda yang berkacamata akan
mencapai tujuannya dengan fokus. Fokus adalah tepat pada satu titik.
Tidak bercabang ataupun melenceng. Lurus. Begitupun seharusnya manusia
dalam mengerjakan atau meraih sesuatu. Kerjakanlah satu-satu, fokus
dengan apa yang ada di depan mata. Jika mungkin ada godaan untuk membuat
melenceng, hiraukan hal itu dan tetaplah fokus ke tujuan awal.
Dalam setiap hal, manusia memang dikenal sebagai makhluk yang tamak
tetapi ketamakan akan membuat sasaran itu melenceng. Ketamakan akan
membuat manusia lupa pada tujuan awal. Contoh mudahnya korupsi. Pejabat
akan fokus pada pekerjaannya jika ia mau berkacamata kuda. Ia tidak akan
tamak, meraup keuntungan demi kepentingannya sendiri. Bisa pembaca
simpulkan sendiri, pejabat tersebut tidak mau mengenakan kacamata kuda.
Ia lebih tergiur dengan godaan dan ketamakan.
copyright http://www.trisusanti.com/2010/04/filosofi-kacamata-kuda.html
0 comments:
Post a Comment